Jumat, 21 Desember 2007

anak

Anak Belajar dari kehidupannya

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
Ia belajar memaki.

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
Ia belajar berkelahi.

Jika anak dibesarkan dengan cemohan,
Ia belajar menjadi minder

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
Ia belajar senantiasa menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
Ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
Ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian,
Ia belajar menghargai
.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
Ia belajar menaruh kepercayaan.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
Ia belajar menyenangi dirinya.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.


Dorothy Law Nolte

Anak-anak Mempelajari Hal yang Mereka Hayati dalam Hidup
Kalau seorang anak hidup dengan kritik,
Dia akan belajar mengecam.
Kalau seorang anak hidup dengan kebencian,
Dia akan belajar berkelahi.
Kalau seorang anak hidup dengan ejekan,
Dia akan belajar menjadi pemalu.
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu,
Dia akan belajar merasa bersalah.
Kalau seorang anak hidup dengan toleransi,
Dia akan belajar sabar.
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan,
Dia akan belajar memiliki keyakinan.
Kalau seorang anak hidup dengan pujian,
Dia akan belajar menghargai.
Kalau seorang anak hidup dengan kejujuran,
Dia akan belajar adil.
Kalau seorang anak hidup dengan rasa aman,
Dia akan belajar mempunyai iman.
Kalau seorang anak hidup dengan persetujuan,
Dia akan belajar menyukai dirinya sendiri.
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan,
Dia akan belajar menemukan cinta di dunia.
(Dorothy Noltie, dikutip Brian Tracy hal. 328-329

A Sunny Day, Sebuah Hari Cerah. Hari-Hari Sani. Whatever. Wakaranai!Awal About Contact Library Roadmap Resume Miscellaneous Links Blogroll Ko wa Oya no Kagami
Tiap tahun, hoikuen Daffa-Zaha selalu mengadakan Kosodate Kondankai (ramah tamah tentang “seluk beluk” mendidik anak). Dua tahun lalu kami hadir, tapi 2 tahun ini tak hadir karena berhalangan (dan karena memang tak wajib, bahkan tahun ini sedikit sekali pesertanya, rata2 ibu2 yang baru menitipkan anaknya di sana). Dan alasan lagi, karena mendidik anak itu harus langsung dipraktikkan, tak bisa terus dibicarakan saja, he..he..

Dua tahun lalu mempraktikkan mendidik melalui peran orang tua sebagai pendengar yang baik. Tapi “style” asli tetap saja dominan ;-). Nah, tahun ini, meski tak hadir, kami selalu mendapat materi (shiryou) yang disampaikan oleh konselor-nya. Dan ketika membuka lagi ada kutipan “bonus” yang selalu disertakan, puisi dari Bu Dorothy Law Nolte, seorang ahli psikologi anak, yang berjudul “Children Learn What They Live“. Dalam bahasa Jepang lalu “diplesetkan” menjadi “Ko wa Oya no Kagami” antara lain bisa ditemui di sini, yang berarti anak adalah cermin dari orang tua. Like father like son. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga, he…

Bila anak hidup dengan kritikan, Mereka belajar mengutuk.
Bila anak hidup dengan permusuhan, Mereka belajar melawan.
Bila anak hidup dengan ketakutan, Mereka belajar khawatir.
Bila anak hidup dengan rasa iba, Mereka belajar menyesali diri.
Bila anak hidup dengan ejekan, Mereka belajar menjadi pemalu.
Bila anak hidup dengan kecemburuan, Mereka belajar kedengkian.
Bila anak hidup dengan rasa malu, Mereka belajar untuk merasa bersalah.
Bila anak hidup dengan dorongan, Mereka belajar untuk percaya diri.
Bila anak hidup dengan toleransi, Mereka belajar untuk sabar.
Bila anak hidup dengan pujian, Mereka belajar menghargai.
Bila anak hidup dengan penerimaan, Mereka belajar mencintai.
Bila anak hidup dengan pengakuan, Mereka belajar untuk menyenangi dirinya.
Bila anak hidup dengan penghargaan, Mereka belajar meraih tujuan.
Bila anak hidup dengan berbagi, Mereka belajar dermawan.
Bila anak hidup dengan kejujuran, Mereka belajar kebenaran.
Bila anak hidup dengan keadilan, Mereka belajar menjadi adil.
Bila anak hidup dengan rasa aman, Mereka belajar mempunyai kepercayaan.
Bila anak hidup dengan kebaikan dan pertimbangan, Mereka belajar menghormati.
Bila anak hidup dengan keamanan, Mereka belajar untuk percaya diri.
Bila anak hidup dengan persahabatan, Mereka belajar bahwa dunia adalah tempat indah untuk hidup.
(Dorothy Law Nolte, 1954)

Sekalian belajar bahasa Jepang, judul puisi dari Bu Dorothy Law Nolte itu menjadi buku di Jepang dengan judul “Kodomo ga Kosodatsu Mahou no Kotoba“. Kata2 yang ada di dalamnya pun sama, tapi menjadi sbb. [Semoga bermanfaat.]

Kenasarete sodatsu to, kodomo wa, hito wo kenasu you ni naru.
Togetoge shita katei de sodatsu to, kodomo wa, ranbou ni naru.
Fuanna kimochi de sodateru to, kodomo mo fuan ni naru.
[Kawaisouna ko da] to itte sodateru to, kodomo wa, mijime na kimochi ni naru.
Kodomo wo baka ni suru to, hikkomi jianna ko ni naru.
Oya ga tannin wo urayande bakari iru to, kodomo mo hito wo urayamu you ni naru.
Shikaritsukete bakari iru to, kodomo wa, [jibun wa warui ko nan da] to omotte shimau.
Hagemashite agereba, kodomo wa jibun wo motsu you ni naru.
Hiroi kokoro de sessureba, kodomo wa, kireru ko ni wa naranai.
Homete agereba, kodomo wa, akarui ko ni sodatsu.
Aishiteru agereba, kodomo wa, hito wo aisuru koto wo manabu.
Mitomete agereba, kodomo wa, jibun ga suki ni naru.
Mitsumete agereba, kodomo wa, ganbariya ni naru.
Wakachi au koto wo oshiereba, kodomo wa, omoiyari wo manabu.
Oya ga shoujiki de areba, kodomo wa, shoujiki de aru koto no taisetsusa wo shiru.
Kodomo ni kouhei de areba, kodomo wa, seigikan no aru ko ni sodatsu.
Yasashiku omoiyari wo motte sodatereba, kodomo wa, yasashii ko sodatsu.
Mamotte agereba, kodomo wa, tsuyoi ko ni sodatsu.
Wakiaiai to shita katei de sodatereba, kodomo wa, kono yo no naka wa ii tokoro da to omoeru you ni naru.

Tidak ada komentar: